Maut Yang Sentiasa Mengintai


Kita pohon pada Allah supaya mati kita mati yang baik (Husnul Khotimah), mati di dalam Iman dan Islam. 


Maut mengintai setiap saat. Tidak peduli status sosial seseorang, tidak peduli anak siapa, tidak peduli pangkatnya, tidak peduli sihat atau sakit, tua atau muda, pelajar atau buruh, siapapun tanpa terkecuali.

Maka kekayaan yang sebanyak manapun, bukan jaminan kita bisa hidup selamanya. Kematian tetap akan datang. Maut tetap akan menjemput. Betapa banyak orang yang kaya, berlimpah harta, kematian menjemputnya lebih dulu sebelum ia menikmati kekayaannya itu. Ia tinggalkan kekayaannnya, tak sedikitpun yang dibawanya ke alam kubur. Sungguh, bukan kekayaan yang dibawanya mati, tetapi seberapa besar amal kebaikan dari kekayaan yang dimilikinya, itulah yang akan menolongnya dari kesengsaraan kubur.

Kepandaian, kekuasaan, kehebatan, keperkasaan. Segala pemilikan manusia sekali-kali bukan jaminan untuk terhindar dari kematian. Maut pasti menjemput. Ajal pasti datang. Betapa banyak orang diduga, berjaya di dunianya, dipuja semua orang, disegani khalayak, ditakuti kekuasaannya, tapi akhirnya ia pun mati seiring usia tua dan kelemahan tubuhnya, atau barangkali karena kecelakaan atau sakit yang menderita. Dan dimanakah kejayaan itu ? dimana kebanggaan itu ? sekali-kali tidak akan dibawanya ke alam kubur.

Mati adalah sesuatu ketentuan yang pasti dialami oleh setiap orang. Siapa saja takkan mampu menghindar sekalipun ia telah berusaha menghindarinya. Akan tetapi kebanyakan manusia melalaikan mati, seolah-olah mati itu takkan pernah terjadi, sehingga lupa akan kehidupan akhirat yang abadi yang ditentukan oleh amal perbutannya selama hidup di dunia.

Sesungguhnya dunia ini adalah sawah ladang tempat kita menanam amal, yang hasilnya akan kita petik di akhirat nanti. Siapa yang berbuat baik di dunia, tentu akan memperoleh pahala dari sisi Allah, dan siapa yang berbuat jahat, maka Allah akan membalasnya dengan siksa.

Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan mengabdi dan meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Dan perlu kita ketahui bahwa umur kita selama ini dari hari ke hari bukanlah malah bertambah, akan tetapi sebaliknya justru semakin berkurang dan terus berkurang hingga datangnya ajal. Ini berarti kesempatan kita untuk beramal sholeh semakin sedikit, sedang perbuatan dosa selalu bertambah. Marilah kita bersama-sama memanfaatkan kesempatan yang semakin sedikit itu dengan memperbanyak amal soleh (perbuatan-perbuatan yang baik), sebelum kesempatan itu dirangut oleh maut. Kita upayakan agar kesempatan itu tidak terbuang percuma, atau berlalu dengan sia-sia, kerana jika ajal datang tidak akan dapat diundur walaupun sesaat.

Tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu), maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun, dan tidak dapat pula memejukannya. (Al A’raf 34)

Maut pasti akan datang menjemput kita dan kita tidak tahu bila datangnya. Oleh karana itu marilah kita bersama-sama memperbanyak amal soleh sementara kita masih dapat melakukannya. Mudah-mudahan kita semua dijadikan orang yang beruntung "Fiddunya Wal Akhiroh".
Aamiin yaa Robbal Aalamiin.
 

Catatan popular daripada blog ini

506,000 Orang Rakyat Malaysia Menganggur Pada Februari 2016

Pelan IkhlasLink Secure Takaful

Dia